Batam – Konflik politik di Indonesia terus memanas menjelang Pemilihan Presiden tahun 2024. Terbaru, pendukung Joko Widodo atau yang biasa disebut Jokowi berusaha mencegah sejumlah aktivis yang anti-Jokowi masuk ke Kota Batam, Kepulauan Riau.
Aksi penolakan terhadap para aktivis ini terjadi pada hari Rabu (12/10) di Terminal Feri Batam Centre. Pendukung Jokowi yang mayoritas berasal dari organisasi kemasyarakatan dan relawan Jokowi-Ma’ruf Amin berkumpul di terminal tersebut untuk melakukan aksi penolakan terhadap kedatangan para aktivis yang dikenal sebagai kritikus pemerintah.
Dalam aksi tersebut, pendukung Jokowi membawa spanduk berisi tuntutan agar para aktivis anti-Jokowi tidak diperkenankan memasuki wilayah Batam. Mereka berteriak-teriak dengan yel-yel pro-Jokowi sambil terus berjalan mengelilingi terminal.
Salah satu pendukung Jokowi, Ahmad, mengungkapkan alasannya melakukan aksi penolakan tersebut. Ia mengatakan bahwa kehadiran para aktivis anti-Jokowi di Batam dapat mengganggu stabilitas politik di daerah tersebut. Menurutnya, para aktivis tersebut sering kali menyebarkan berita bohong dan menghasut masyarakat untuk tidak mendukung Jokowi.
Namun, aksi ini juga menuai kritik dari sejumlah pihak. Aktivis pro-demokrasi mengecam tindakan pendukung Jokowi yang menghalangi kebebasan berpendapat dan kebebasan menyampaikan kritik terhadap pemerintah. Mereka menegaskan bahwa dalam sebuah demokrasi, setiap individu memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya tanpa takut diintimidasi.
Selain itu, polisi yang bertugas mengamankan aksi tersebut juga berusaha menjaga situasi agar tetap kondusif. Mereka mengimbau agar semua pihak dapat menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang dapat memicu kerusuhan.
Hingga berita ini ditulis, belum ada keputusan resmi mengenai apakah para aktivis anti-Jokowi diperbolehkan memasuki kota Batam. Namun, kejadian ini menunjukkan betapa tegangnya situasi politik di Indonesia menjelang Pemilihan Presiden tahun 2024. Semoga semua pihak dapat menahan diri dan mengedepankan dialog serta kebebasan berpendapat dalam menyelesaikan konflik politik yang ada.